Selasa, 17 April 2012

Miliki Nilai Sejarah, Pantai Hunilay Dapat Dikembangkan Sebagai Objek Wisata


Senin, 07 November 2011 15:08
AMBON-HUMAS, Pantai Hunilai yang terletak di Dusun Toisapu, negeri Hutumuri, kecamatan Leitimur Selatan (Letisel) memiliki potensi yang mestinya dapat dikembangkan menjadi primadona pariwisata kota Ambon karena keindahan alamnya dan kemudahan akses jalan menuju pantai tersebut.
Menilik potensi tersebut, Jemaat Gereja Protestan Maluku (GPM) Hutumuri, Sabtu (5/11) menggelar sebuah acara unik bertajuk “Makan Ikan Bakar-Sambil Beramal” di tepi pantai Hunilai yang dimaksudkan sebagai upaya penggalangan dana persidangan Jemaat GPM Hutumuri Ke-27 serta promosi wisata pantai Hunilai.
Kegiatan ini dibuka secara resmi oleh Walikota Ambon, Richard Louhenapessy,SH, yang hadir didampingi Sekretaris Kota (Sekot) Ambon, A.G Latuheru, SH, M.Si dan jajaran pimpinan SKPD di lingkup Pemerintah Kota (Pemkot) Ambon, serta anggota DPRD Kota Ambon, Max Pattiapon dan Wenly Thenu.
Walikota dalam sambutannya, memberikan apresiasi kepada panitia Persidangan Jemaat GPM Hutumuri atas kegiatan yang diadakan untuk penggalangan dana guna keperluan persidangan jemaat, sekaligus memperkenalkan potensi wisata di Pantai Hunilai.
“Saya harus mengapresiasi panitia yang telah menyelenggarakan kegiatan semacam ini dalam rangka penggalangan dana persidangan jemaat. Ini sebuah langkah kreatif yang patut dicontoh untuk kegiatan yang bersifat sosial,” harap Walikota.
Walikota menyadari, potensi wisata yang paling potensial yang dimiliki oleh kota Ambon terletak pada pantai dan lautnya, sehingga pantai Hunilai ini seharusnya dapat dikembangkan sebagai salah satu objek pariwisata di kota Ambon seperti pantai-pantai lainnya.
“Jika di kota-kota lain di Jawa, potensi yang dikembangkan adalah jalur-jalur hijau, yakni taman taman di pusat kota, namun di Ambon kekuatan kita adalah jalur putih, atau pantai dan laut yang kita miliki,” imbuh Walikota.
Sementara itu, Raja Hutumuri, A. Tehupeiory dalam sekapur sirihnya mengatakan, apa yang dilakukan Jemaat GPM Hutumuri ini dimaksudkan untuk memperkenalkan pesona pantai Hunilai yang selama ini berlum terekspos luas.
“Dengan pengembangan pantai Hunilai sebagai salah satu objek wisata, maka secara tidak langsung kehidupan masyarakat disekitarnya akan semakin sejahtera. Oleh karena itu, kami berharap Pemkot Ambon dapat juga turut mengembangkan tempat ini.” tuturnya.
Tehupeiory menjelaskan, keberadaan pantai Hunilai memiliki sejarah panjang, dimana tempat ini adalah saksi bisu penyiksaan seorang perempuan bernama Tina Matutan Souhuwat oleh penjajah Portugis karena menolak berkhianat kepada bangsanya.
“Itulah alasannya pantai ini dinamakan pantai hunilai,yang artinya ‘Pukul-Celup’ karena penjajah telah memukul dan menyiksa dengan cara mencelup ke laut seorang tokoh perempuan asal negeri Hutumuri, karena menolak berkhianat,” bebernya.
Selain Sejarah kelam itu, pantai Hunilai, lanjutnya, adalah tempat diadakannya ikatan janji persaudaraan ‘panas-gandong’ antara tiga negeri Islam dan Kristen yakni Hutumuri, Tamilouw, dan Siri-Sori.
“Memperingati peristiwa itu dibangun sebuah tugu di area pantai,dan rencananya tahun depan peristiwa itu akan dilakukan kembali di tugu tersebut. Kami meminta dukungan Pemkot Ambon karena kegiatan tersebut dilakukan untuk mempererat ikatan persaudaraan sekaligus sebagai langkah rekonsiliasi warga yang berbeda keyakinan,” pungkas Tehuperiory.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar